ESSAY: GRAND DESIGN ECOTOURISM BERBASIS FISH PARK MELALUI OPTIMALISASI PULAU TAK BERPENGHUNI GUNA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NASIONAL


Essay ini merupakan salah satu essay yang saya buat guna mengikuti lomba essay nasional yang diselenggarakan oleh salah satu Himpunan Mahasiswa di UNAIR, saat itu saya berhasil masuk dalam finalis 10 besar. 

GRAND DESIGN ECOTOURISM BERBASIS FISH PARK MELALUI OPTIMALISASI PULAU TAK BERPENGHUNI GUNA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NASIONAL
Krisnawati
Mahasiswa S1 Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Angkatan 2015

Indonesia merupakan negara kepulauan, yang hingga saat ini belum dapat dipastikan secara jelas total pulau yang ada di Indonesia, data yang dimiliki Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan bahwa jumlah pulau di Indonesia yang telah terdeteksi adalah sebanyak 17.504 pulau.  Pada tahun 2017 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Delegasi RI yang diketuai oleh Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) yang hadir pada konferensi ke 11 sidang United Nations Conferences on the Standardization of Geographical Names (UNCSGN) yang berlangsung pada tanggal 7-18 Agustus 2017 di New York, Amerika Serikat melaporkan kembali jumlah pulau sebanyak 2.590 pulau bernama sehingga total pulau bernama bertambah menjadi 16.056 pulau. Dari data tersebut diketahui bahwa masih banyak pulau di Indonesia yang belum diberi nama dan belum dilaporkan pada PBB sebagai pulau yang dimiliki negara Indonesia.

Sebanyak 17.504 pulau di Indonesia tersebut merupakan aset berharga bagi bangsa Indonesia, akan tetapi hingga saat ini tidak semuanya telah teroptimalisasi dengan maksimal, sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia masih memiliki tabungan kekayaan alam berupa pulau yang melimpah. Kementerian Kelautan dan perikanan (KKP) mencatat sebanyak 87,62% atau sebanyak 15.337 pulau di Indonesia tidak berpenghuni dan sebanyak 12,38% atau sekitar 2.342 pulau berpenghuni. Melihat banyaknya potensi pulau yang belum teroptimalisasi maka diperlukan usaha pengelolaan dan pemberdayaan terhadap pulau-pulau tersebut.
Sejalan dengan jumlah pulau yang ada di Indonesia, potensi perikanan dan kelautan di Indonesia jumlahnya sangat melimpah, hanya saja belum dimaksimalkan, terutama objek pariwisata yang berkaitan dengan perikanan di Indonesia jumlahnya masih sangat terbatas dan masih dipandang sebelah mata. Menurut data dari Badan Pusat Statistik jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia berdasarkan tempat tinggalnya, dari tahun 2005 hingga 2014 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 total jumlah wisatawan sebanyak 9.435.411 wisatawan. Jumlah ini seharusnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbanyak tempat wisata yang berbasis perikanan di Indonesia yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi wisatawan tersebut.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya diproyeksikan mampu menyumbang sebesar 15%, Rp 280 Triliun untuk devisa negara, 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara, 275 juta perjalanan wisatawan nusantara dan menyerap 13 juta tenaga kerja pada 2019. Akan tetapi, kontribusi pariwisata perikanan terhadap perekonomian nasional masih sangat rendah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyatakan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional masih kecil, hanya sebesar  3%.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa Indonesia belum mengoptimalkan potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki, sehingga adanya Grand Design Ecotourism berbasis Fish Park diharapkan mampu menjawab permasalahan – permasalahan yang ada guna meningkatkan perekonomian nasional.
Potensi jumlah pulau yang dimiliki negara Indonesia sudah tidak dapat diragukan lagi. Jumlah pulau yang mencapai 17.504 merupakan aset berharga bangsa ini. Selain jumlah pulau yang begitu banyak, Indonesia juga memiliki sektor perikanan yang apabila dikelola dengan baik maka akan mendatangkan keuntungan bagi bangsa ini. Program – program yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang ada terus dilahirkan karena untuk membangun perekonomian yang kuat perlu dilandasi pemanfaatan potensi lokal yang dimiliki.
Salah satu konsep yang dapat diterapkan guna meningkatkan perekonomian nasional adalah Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni. Ecotourism atau ekowisata adalah kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungam dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan (Iwan, 2011). Ecotourism yang merupakan salah satu wujud implementasi dari visi dan misi yang dimiliki Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Visi tersebut yaitu terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berdaulat, mandiri, dan berkelanjutan untuk kemakmuran rakyat. Untuk mewujudkan visi tersebut, salah satu misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yaitu mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. Bentuk nyata dari implementasi misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut adalah Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni.
Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni adalah salah satu bentuk penciptaan kawasan wisata yang berbasis pada pembuatan taman wisata dengan perikanan sebagai objek utamanya. Kawasan wisata tersebut dibuat dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki negara Indonesia yaitu pulau – pulau tak berpenghuni.
Optimalisasi pulau tak berpenghuni dilakukan sebagai wujud implementasi misi Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan membuat sebuah tempat wisata yang mencerminkan kepribadian negara Indonesia sebagai negara kepulauan. Adanya Fish Park pada suatu pulau yang tidak berpenghuni akan membuat kemajuan yang pesat pada pulau tersebut. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan bahwa pada tahun 2014 total jumlah wisatawan sebanyak 9.435.411 wisatawan, banyaknya wisatawan tersebut akan membuat pulau yang awalnya tak berpenghuni akan semakin sering dikunjungi dan tidak menutup kemungkinan banyak masyarakat yang akan tinggal di pulau tersebut.
Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park adalah salah satu bentuk langkah pasti dalam penerapan ekonomi kreatif. Fisk Park dapat dikonsepkan dalam bentuk optimalisasi wisata bahari dengan perikanan sebagai fokus utamanya, melalui Fish Park akan diciptakan tempat wisata yang mengutamakan aspek sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan.
Fish Park merupakan konsep Ecotourism dengan menawarkan berbagai bentuk objek wisata bahari yaitu:
A.    Wisata Pemancingan (fishing tourism)
Sebuah pulau yang tak berpenghuni akan memiliki wilayah yang cenderung masih asri dan luas. Sehingga pembuatan lokasi pemancingan akan menambah daya tarik masyarakat untuk berkunjung dipulau ini. Berbagai Jenis ikan air tawar dapat dibudidayakan dengan sistem budidaya yang berkelanjutan. Dimana Fish Park ini memiliki konsep setiap bagian objek wisata di pulau tersebut akan berintegrasi dengan objek wisata yang lain dalam satu pulau. Misalnya, objek wisata pemancingan (fishing tourism), berkaitan dengan objek wisata kuliner dipulau tersebut dimana ikan hasil pancingan dapat diolah secara langsung dengan bantuan bagian dari objek wisata kuliner di pulau tersebut. Konsep wisata pemancingan (fishing tourism) yang diterapkan di Fish Park lebih pada bernuansa alam. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana tenang yang seringkali tidak diperoleh diwilayah perkotaan.
B.     Wisata Kuliner (Food Tourism)
Kuliner merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Berdampingan dengan wisata pemancingan, wisata kuliner yang terdapat di Fish Park tentu saja menjadikan perikanan sebagai fokus utamanya, wisata kuliner yang terdapat di Fish Park mengusung konsep kenyamanan bagi konsumen dengan pemandangan dan kondisi lingkungan yang masih asri. Dalam hal ini, wisatawan dapat menikmati berbagai hidangan khas Indonesia yang berbahan dasar ikan. Wisata kuliner yang terdapat di Fish Park berusaha menghadirkan Indonesia secara keseluruhan melalui menu – menu makanan khas Indonesia yang dihidangkan misalnya, pindang ikan patin yang merupakan makanan khas Palembang. Sehingga adanya wisata kuliner dalam konsep Fish Park juga membantu peningkatan konsumsi ikan seperti yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia.
C.     Wisata Pantai (Seaside Tourism)
Badan Informasi Geospasial (BIG) menyebutkan bahwa total panjang garis pantai negara Indonesia adalah 99.093 kilometer. Melihat dari potensi garis pantai yang melimpah, maka Fish Park merupakan bentuk optimalisasi dari potensi garis pantai tersebut. Melalui Fish Park garis pantai di sepanjang pulau yang tak berpenghuni yang telah dipilih akan diberdayakan sebagai objek wisata yang juga akan menarik wisatawan untuk berkunjung. Apabila dilihat dari banyaknya garis pantai di Indonesia pemanfaatan pantai pada sebuah pulau tak berpenghuni yang mayoritas pulaunya tidak berukuran besar tidak akan membawa pengaruh yang banyak pada pengurangan jumlah garis pantai di Indonesia yang perlu dioptimalkan. Akan tetapi, apabila setiap pulau yang ada di Indonesia secara bertahap dioptimalkan potensi yang dimilikinya maka garis pantai yang sepanjang 99.093 kilometer tersebut dapat di termanfaatkan juga dan akan mendatangkan keuntungan bagi perekonomian nasional.
D.    Wisata Budaya dan Edukasi (Cultural and Education Tourism)
Konsep Fish Park yang berusaha menjadikan perikanan sebagai fokus utama juga tidak meninggalkan budaya dan pentingnya pengetahuan. Dalam Fish Park bidang perikanan akan dimodifikasi dengan budaya yang ada di Indonesia sehingga wisatawan dapat mempelajari budaya yang ada di Indonesia. Fish Park berusaha menghadirkan budaya Indonesia melalui sektor perikanan, misalnya pembuatan batik dengan motif perikanan, pembuatan kerajinan anyam bambu dengan motif perikanan, dan pembuatan gerabah dengan mendatangkan sentuhan perikanan disetiap detailnya.
Selain memperkenalkan budaya Indonesia konsep Fish Park akan menyajikan sebuah tempat wisata yang bersifat edukatif berupa proses budidaya perikanan air tawar yang ramah lingkungan, dan pembelajaran mengenai pembibitan ikan, serta adanya museum ikan yang berisikan tiruan ikan dengan ukuran sama seperti aslinya. Museum ikan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan wisatawan terutama bagi anak – anak agar dapat mengenali jenis – jenis ikan yang ada di Indonesia.
E.     Wisata Anak (Children Tourism)
Anak merupakan tabungan emas bagi kemajuan bangsa Indonesia. Melihat begitu banyaknya potensi yang di miliki setiap anak, maka Fish Park berusaha memperkenalkan perikanan sedini mungkin dengan harapan anak – anak yang telah mengetahui dunia perikanan dari kecil ketika dewasa akan kembali pada dunia perikanan dan akan menyumbangkan ide – ide kreatif dalam optimalisasi perikanan di Indonesia.
Fish Park juga menyediakan zona bermain bagi anak – anak, zona bermain yang disediakan tetap mengusung tema perikanan. Dalam wisata anak, Fish Park berusaha memberikan ruang bermain pada anak serta anak – anak dapat berinteraksi secara langsung dengan ikan – ikan yang terdapat di Fish Park.
F.      Wisata Bisnis (Business Tourism)
Usaha atau bisnis perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan, pengeringan, atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha komersial/bisnis (Anonim, 2017). Bisnis dibidang perikanan dapat dijadikan sebagai objek wisata, dalam hal ini Fish Park berusaha menyediakan wisata yang bersifat edukatif yang berkaitan dengan bisnis atau usaha dalam sektor perikanan. Wisata bisnis dalam konsep Fish Park memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan dasar – dasar berbisnis di bidang perikanan melalui pemutaran video maupun talkshow secara berkala yang mendatangkan pengusaha – pengusaha sukses dibidang perikanan. Adanya wisata bisnis dalam konsep Fish Park diharapkan mampu memotivasi wisatawan sehingga bermunculan entrepreneur muda Indonesia yang mampu memaksimalkan usaha di bidang perikanan. Entrepreneur muda yang akan bermunculan diharapkan dapat menjadi jalan untuk menggapai sasaran yang ingin dicapai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yaitu mencapai tingkat kontribusi sektor perikanan sebesar 12% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Fish Park merupakan konsep pengembangan ecotourism yang bertujuan untuk mengimplementasikan semua unsur – unsur pariwisata berbasis ecotourism. Konsep Fish Park juga mengutamakan kemajuan masyararakat disekitar pulau tersebut. Pemberdayaan masyarakat diterapkan dalam konsep Fish Park dengan cara masyarakatlah yang mengelola Fish Park. Pengelolaan Fish Park diberikan kepada masyarakat guna meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat serta meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar pulau. Optimalisasi masyarakat di sekitar pulau merupakan salah satu langkah strategis yang diterapkan untuk mencapai efisiensi. Konsep Fish Park yang berbasis ecotourism yang mengikutsertakan masyarakat akan membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakat disekitar pulau. Pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar pulau akan lebih efektif dikarenakan masyarakat akan lebih paham mengenai potensi lokal di pulau tersebut dan masyarakat tidak perlu beradaptasi dengan pengelola lain karena diantara para pengelola sudah terlebih dahulu saling mengenal. Masyarakat yang sudah memahami potensi lokal akan lebih paham mengenai pengelolaan yang baik serta efektif dan efisien.
 Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni akan memperkenalkan Indonesia kepada wisatawan melalui unsur – unsur khas Indonesia yang menjadi satu kesatuan dalam Fish Park. Penerapan Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni akan membawa banyak keuntungan bagi masyarakat maupun bagi pemerintah Indonesia dan pada akhirnya juga akan membawa dampak positif bagi negara Indonesia. Konsep Fish Park diasumsikan dapat menjawab permasalahan – permasalahan yang ada di Indonesia diantaranya yaitu lapangan pekerjaan dan pengangguran. Menurut kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, jumlah penduduk Indonesia yang bekerja pada Februari 2017 tercatat sebanyak 124,54 juta orang, naik 3,89 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara jumlah pengangguran tercatat sebanyak 7,01 juta orang, hanya berkurang 10 ribu orang dibandingkan Februari 2016. Bahkan di Indonesia saat ini terdapat banyak pengangguran yang merupakan lulusan dari perguruan tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, jumlah lulusan perguruan tinggi yang bekerja adalah 12,24%. Jumlah tersebut setara 14,57 juta dari 118,41 juta pekerja di seluruh Indonesia. Sementara pengangguran lulusan perguruan tinggi mencapai 11,19%, atau setara 787 ribu dari total 7,03 orang yang tidak memiliki pekerjaan. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mencatat, saat ini ada 3.221 universitas di seluruh Indonesia. Selain itu, masih ada 1.020 perguran tinggi agama di seluruh provinsi. Saat ini setiap tahun rata-rata terdapat 750 ribu lulusan pendidikan tinggi baru dari berbagai tingkatan. Tingginya jumlah pengangguran dari perguruan tinggi menandakan, adanya ketidaksesuaian permintaan pasar tenaga kerja dan kompetensi lulusan.
Banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia yang mencapai tujuh juta orang merupakan masalah yang perlu segera diselesaikan terlebih lagi pengangguran tersebut merupakan orang – orang yang sebenarnya telah dibekali kemampuan dari perguruan tinggi, dengan adanya Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan setidaknya mampu mengurangi jumlah pengangguran di sekitar pulau yang dipilih menjadi lokasi Fish Park. Dapat dibayangkan jika seluruh pulau yang tak berpenghuni di Indonesia dapat dioptimalkan maka jumlah pengangguran yang mencapai tujuh juta orang tersebut akan berkurang secara drastis. Sejalan dengan adanya lapangan pekerjaan baru yang dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia, maka perekonomian masyarakat akan meningkat. Masyarakat yang pada umumnya tinggal di pesisir pulau hanya memperoleh pemasukan sehari – hari melalui hasil tangkapan ikan, dapat memperoleh tambahan pemasukan dari adanya Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya konsep Fish Park yang memberdayakan masyarakat sekitar dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari banyaknya wisatawan yang berkunjung di Fish Park. Manfaat tersebut dapat diperoleh melalui penyediaan jasa – jasa kebutuhan selama berada di Fish Park seperti kamar mandi, penginapan, sewa peralatan, dan lain – lain. Selain itu masyarakat juga dapat membuka usaha dengan menjual barang – barang yang memang menjadi ciri khas oleh – oleh dari Fish Park. Dengan banyaknya peluang yang dapat dimanfaatkan masyarakat maka adanya Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dengan adanya Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni adalah mampu meningkatkan tingkat konsumsi ikan di Indonesia. Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rifky Effendi Hardjanto, konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan masih terbilang rendah. Rata-rata, tingkat konsumsi ikan di Indonesia baru mencapai 41 kilogram (kg) per kapita per tahun. Meski mengalami kenaikan dibandingkan tahun – tahun sebelumnya di 37-38 kg per kapita per tahun, tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia (70 kg per kapita per tahun) dan Singapura (80 kg per kapita per tahun), bahkan kalah telak dengan Jepang (mendekati 100 kg per kapita per tahun). Rendahnya konsumsi ikan di Indonesia berbanding terbalik dengan potensi perikanan dan kelautan yang melimpah di Indonesia. Padahal mengkonsumsi ikan memiliki banyak manfaat diantaranya, mampu meningkatkan kemampuan otak, merawat daya lihat, melindungi kulit, baik dikonsumsi ketika diet, mencegah kelahiran prematur, dan masih banyak lagi. Melihat banyaknya manfaat dan potensi yang di miliki Indonesia saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencanangkan program yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat konsumsi ikan di Indonesia. Konsep Fish Park sedikit banyak akan berperan dalam peningkatan tingkat konsumsi ikan di Indonesia, sebab Fish Park juga bergerak dibidang kuliner yang menjadikan perikanan sebagai fokus utama.
Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni selain dapat membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan tingkat konsumsi ikan, dapat juga meningkatkan Produk Domestik Bruno (PDB) negara Indonesia. Menurut data Bank Dunia rata – rata persentase pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) negara Indonesia pada tahun 2010 – 2015 adalah sebesar 5,63% dan pada tahun 2015 sektor perikanan berkontribusi sebesar 2,70% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional. Besarnya kontribusi sektor perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional adalah sebuah harapan baru adanya perkembangan di sektor perikanan, terlebih lagi negara Indonesia memiliki potensi perikanan dan kelautan yang sangat melimpah. Optimalisasi terhadap potensi perikanan dan kelautan dapat dilakukan dengan adanya Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park yang sedikit banyak akan berkontribusi dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional. Peningkatan tersebut dapat terjadi dikarenakan penerapan Fish Park dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan meningkatkan tingkat konsumsi ikan di Indonesia sehingga akan berpengaruh terhadap adanya peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional.
Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni memiliki manfaat terhadap pemerintahan Indonesia, manfaat tersebut terdapat pada implementasi kebijakan yang diterapkan pemerintah dapat berupa konsep Fish Park. Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish hadir sebagai salah satu langkah strategis dalam mencapai tujuan pembangunan kelautan dan perikanan yang dicanangkan pemerintah khususnya untuk menjalankan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yaitu mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Negara Indonesia merupakan negara besar yang memiliki potensi melimpah diberbagai sektor, salah satunya adalah sektor kelautan dan perikanan. Saat ini, optimalisasi terhadap sekor kelautan dan perikanan masih memerlukan pembaharuan – pembaharuan dalam implementasinya. Negara Indonesia juga memiliki banyak pulau – pulau yang hingga saat ini belum teroptimalisasi potensinya secara maksimal. Berkaca pada potensi besar yang dimiliki negara Indonesia, Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni hadir sebagai solusi solutif yang berusaha untuk mengoptimalkan potensi negara Indonesa yaitu perikanan dan kelautan dengan memanfaatkan pulau – pulau tak berpenghuni yang jumlahnya melimpah di Indonesia. Adanya Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni di Indonesia akan mendatangkan dampak positif baik bagi masyarakat maupun bagi pemerintah. Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni merupakan konsep ecotourism yang dapat menjadi suatu trobosan baru dalam penyediaan kawasan wisata di Indonesia yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, membuka lapangan pekerjaan baru, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni juga berperan sebagai salah satu langkah strategis pemerintah yang dapat mengimplementasikan visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yaitu dengan visi berupa terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berdaulat, mandiri, dan berkelanjutan untuk kemakmuran rakyat. Untuk mewujudkan visi tersebut, terdapat salah satu misi Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) yaitu mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Grand Design Ecotourism yang berbasis Fish Park dengan mengoptimalkan pulau tak berpenghuni tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran serta dari berbagai pihak yang saling mendukung dan melengkapi. Oleh sebab itu diperlukan sinergitas antara berbagai pihak di dalam kelembagaan masyarakat maupun pemerintahan dalam pelaksanaanya.







Daftar Pustaka
Buku:
Nugroho, Iwan. 2011. Ekowisata dan pembangunan berkelanjutan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Ramly, Nadjamuddin.2007. Pariwisata berwawasan lingkungan: belajar dari kawasan wisata Ancol. Grafindo Khazanah Ilmu.Jakarta Selatan.

Internet:
Anonim. 2017. Perikanan. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan 2017perikaan diakses pada 30 Oktober 2017 pukul 09.34 WIB.
L, Andriyana. 2017. Berapa Jumlah Pulau di Indonesia?. Dalam https://www.kompasiana.com/ andriyana/ 59da2a12adbe2f18844fef72/ berapa-jumlah -pulau -di-indonesia diakses pada 29 Oktober 2017 pukul 4.40 WIB.
Malau,Srihandriatmo.2013. Tribunnews.com: Sebanyak 87 Persen Pulau Di Indonesia Tak berpenghuni. dalam http:// www.tribunnews.com /nasional /2013/05 /15/87-persen-pulau-di-indonesia-belum-berpenghuni diakses pada 29 Oktober 2017 pukul 04.59 WIB.
Zuraya, Nidiya.2016. OJK: Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Masih Kecil dalam http:// www .republika. co.id/berit a/ekonomi/ makro/ 16/05/12/ o72c3m383 –ojk -kontribusi- sektor- perikanan-terhadap- Produk Domestik Bruto (PDB)-masih-kecil diakses pada 29 Oktober 2017 pukul 05.37 WIB.





Semoga bermanfaat :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ESSAY: CUCU BUTI “CUMI – CUMI BUMBU TINTA” SEBAGAI WUJUD OPTIMALISASI POTENSI LOKAL MELALUI KULINER KHAS SULAWESI TENGAH GUNA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NASIONAL BERBASIS SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN

CERPEN: Hujan Cinta

PENGALAMAN TES MANAGEMENT DEVELOPMENT PROGRAM (MDP) BERUJUNG PURCHASING PADA PT. PAN BROTHERS, TBK